Sabtu, 17 November 2012

tarombo siraja oloan (Simanullang Lumban naukkup)



MARGA-MARGA SI RAJA OLOAN

Anak dari Naisuanon/Tuan Sorba Dibanua ada 4 yaitu :


1. Sibagot ni Pohan (Tuan Sihubil, Tuan Dibangarna, Tuan Somanimbil dan Sonak Malela).
2. Sipaet Tua (Pangulu Ponggok, Partano Nai Borngin dan Pardungdang/Ompu Raja Laguboti).
3. Silahi Sabungan.
4. Si Raja Oloan.

Siraja Oloan memiliki 2 istri yaitu : Nai Jabaon boru Limbong dan boru Pasaribu.

Dari istri pertama (Nai Jabaon br. Limbong) ini lahirlah dua anak bernama Si Ganjang Ulu (Naibaho) dan Si Godang Ulu (Sihotang). Kedua anak Si Raja Oloan ini memiliki kelainan dikepalanya. Naibaho memiliki kepala yang panjang makanya disebut Si Ganjang Ulu dan Sihotang memiliki kepala yang besar makanya disebut Si Godang Ulu.

Pada saat keduanya sudah besar/dewasa, malu lah orang tuanya akan kelainan kedua anaknya ini. Maka jika ada pesta yang diadakan di rumahnya, disembunyikanlah Si Godang Ulu ke hutan rotan, itulah maka sampai sekarang Si Godang Ulu disebut juga Sihotang yang berarti Rotan (tanaman Rotan). Sedangkan anak Si Raja Oloan dari istri ke dua (boru Pasaribu) adalah Bangkara, Sinambela, Sihite dan Simanullang.

Berikut urutan Marga-Marga Siraja Oloan dari yang sulung sampai bungsu :


1. NAIBAHO/Si Ganjang Ulu
Marga Naibaho sendiri ada 5 bagian yaitu : Naibaho Siahaan, Naibaho Sitakkarain, Naibaho Sidauruk, Naibaho Huta Parik, dan Naibaho Siagian.

Sedangkan Marga Sitindaon adalah hasil perkawinan (kecelakaan) antara sesama Naibaho Siahaan sendiri.

Ada beberapa Marga Naibaho yang merantau ke daerah Karo dan Dairi/Pakpak antara lain: Porhas Japjap, Sitolpak Gading: Ujung, Angkat, Bintang, Gaja Diri, Gaja Manik, Sikamo (Sinamo), Capa (Sapa).

2. SIHOTANG/Si Godang Ulu
Marga Sihotang sendiri ada 7 bagian yaitu : Sihotang Sidardabuan (di Sidikalang disebut Sihotang Manik/Sumbul Parongil), Sihotang Sorganimusu, Sihotang Sitorbandolok (di Karo disebut Sitepu, Sinubulan, Batu Nangkar, Bukit), Sihotang Sirandos, Sihotang Simarsoit, Sihotang Raja Tunggal Hasugian (Di Karo disebut Sinulingga, Kaban, Surabakti, Kacaribu), dan Sihotang Lumban Batu (Di Karo disebut Sinuraya, Sinuaji).

3. BAKKARA
Marga Bangkara sendiri ada 3 bagian yaitu: Bangkara Dolok, Bangkara Tonga, dan Bangkara Toruan.

4. SINAMBELA
Marga Sinambela sendiri ada 3 bagian yaitu: Sinambela Raja Pareme, Sinambela Tuan Nabolas, dan Sinambela Bonani Onan.

5. SIHITE
Marga Sihite sendiri ada 3 bagian yaitu: Sihite Pande Raja, Sihite Siguru Tohuk, dan Sihite Siguru Leang.

Marga Siteang sebenarnya juga masuk Sihite tapi saya tak tahu asal usulnya darimana.

6. SIMANULLANG
Marga Simanullang sendiri ada 3 bagian yaitu: Simanullang Lumban Nahukkup, Simanullang Lumban Ri, dan Simanullang Lumban Nalom.


SIRAJA OLOAN

  1. NAIBAHO
  2. SIHOTANG
  3. BAKKARA
  4. SINAMBELA
  5. SIHITE
  6. SIMANULLANG


  • 6.  SIMANULLANG (1)
  1. TUAN DELIMANG
  2. OP.R.PANGHALAN
  3. DATU NAPASANG


  • 2.  OP.R.PANGUHALAN (2)
  1. JUARA TOBA
  2. RAJAI JOLMA
  3. DATU TALA
  4. BONA NI AEK


  • 2.  RAJAI JOLMA (3)
  1. RAJA MULANA
  2. BAGINDA RAJA
  3. NAMORA OLOAN
  4. BAGINTA RAJA
  5. SONDIBARAGAS
  6. RAJA BEANGAN
  7. RAJA NAUALU
  8. SUNGGU SIGALANG


  • 7.  RAJA NAUALU (4)
  1. SIANGKAT LUHUTAN
  2. OP.DOMPAK
  3. OP.BORAER


  • 1.  SIANGKAT LUHUTAN (5)
  1. OP.SOHULILING
  2. OP.HASAGIAN
  3. OP.DIOMA-OMA


  • 1.  OP.SOHULILING (6)
  1. OP.GARUHA
  2. OP.SUMINDANG


  • 2.  OP.SUMINDANG (7)
  1. OP.GARA
  2. OP.UHUM NATOROP
  3. OP.MURBA


  • 2.  OP.UHUM NATOROP (8)
  1. OP.NIUNGGUL
  2. OP.TARADU


  • 2.  OP.TARADU (9)
  1. OP.SUMINDANG PADUAHON


  • 1.  OP.SUMINDANG PADUAHON (10)
  1. OP.MALLAGAT
  2. OP.SIMANUNGKAR
  3. OP.SIHAUTAN


  • 1.  OP.MALLAGAT (11)
  1. OP.RAJA IRO
  2. OP.GANDA
  3. OP.JUNJUNGAN
  4. OP.AMANI HATONANGAN
  5. SIALLANG BEGU
  6. OP.BAGINDA


  • 2.  OP.GANDA (12)
  1. OP.UDIN
  2. OP.TIGOR
  3. OP.AJARAN
  4. OP.LISBER
  5. OP.RUSMAN


  • 3.  OP.AJARAN (13)
  1. INGAN
  2. LEMARAN
  3. TUA
  4. MUKMIN
  5. RAMOT


  • 4.  MUKMIN (14)
  1. ANTONI (BLAER) (15a)
  2. E.FRANDO (15b)

17 komentar:

  1. Piga do anak ni lubban naukkup jala ise goarna

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. JUARA TOBA
      2. RAJAI JOLMA
      3. DATU TALA
      4. BONA NI AEK

      Hapus
  2. horas bah...molo hami anak nomor 3 op.namora oloan simanullang...
    diberkati Tuhan seluruh pomparan/keturunan op.Siraja Oloan khususnya Op.Raja Simanullang

    BalasHapus
  3. horas bah...molo hami anak nomor 3 op.namora oloan simanullang...
    diberkati Tuhan seluruh pomparan/keturunan op.Siraja Oloan khususnya Op.Raja Simanullang

    BalasHapus
  4. Ai dia tingkos na .
    Br. Pasaribu do manang boru limbong. Jala tingkis jo bahen hamu. Istri paedua limbong fo msnsng nsinggolan

    BalasHapus
  5. Horas!!
    Molo au sian pomparan oppung Namoraoloan.. Sehat sehat ma sude akka hita.. Tuham memberkati

    BalasHapus
  6. https://togasimanullang.blogspot.com

    BalasHapus
  7. Simanullang dalam sejarah dari berbagai sumber independen (bukan wangsit dari yang kesurupan)

    Kerajaan Simanullang hanya berumur pendek sekitar 40 tahun saja (diperkirakan pada tahun 1510 M s.d. 1550 M) setelah memberontak dan berhasil memisahkan diri (merdeka) dari kerajaan Sorimangaraja dengan Simanullang sbg Raja (raja huta) pertamanya.

    Kemudian dilanjutkan oleh Raja Napasang sebagai pemangku Raja (raja huta) dan Pamuha Raja sebagai pemimpin adat dan ugamo (raja adat) serta Tuan Dilimang sebagai Puanglima.

    Kemudian kerajaan Simanullang diambil alih kembali oleh dinasti Hatorusan (Kerajaan Pasaribu) dengan mengirimkan panglima dinasti Hatorusan ke Bakkara yang bernama Mahkuta/Mahkota/Manghuntal yang kebetulan juga adalah sepupu segenerasi dari Datu Mahuring dari garis keturunan Simanullang, sedangkan Manghuntal dari garis keturunan Sinambela.

    Manghuntal lahir di Bakkara namun dibesarkan dan dididik di Barus di kerajaan dinasti Hatorusan sampai menjadi panglima. Ibunya Manghuntal, boru Pasaribu, adalah bagian dari keluarga besar dinasti Hatorusan (dinasti Pasaribu).

    Atas mandat dinasti Hatorusan, ditambah kondisi kerajaan Hatorusan juga sedang goncang di Barus, Manghuntal diberikan wewenang untuk membentuk kerajaan di Bakkara, selanjutnya sebagai cikal bakal dari dinasti Sisingamangaraja.

    Raja Manghuntal atau Raja Mahkota bergelar Sisingamangaraja I memerintah sentral Tanah Batak selama 10 tahun menurut stempel (cap kerajaan) yang bertahun 947 H dan berakhir dalam tahun 957 Hijriyah atau dalam tahun 1540 s.d 1550 M. (Diambil dari informasi L. van Vuuren, Samosir en de Pakpaklanden, Nota 1907).

    Manghuntal mulai menata kembali kehidupan masyarakat. Untuk mengakomodasi berbagai kepentingan dan pertikaian antar kelompok masyarakat, dia berkoalisi dengan dengan tetua di Bakkara. Mereka, yang menjadi perwakilan tersebut diangkat sebagai anggota kabinet di pemerintahan, adalah raja-raja dari si Onom Ompu; Kelompok Bakkara, Sihite, Simanullang, Sinambela, Simamora dan Marbun.

    Masing-masing keluarga ini didelegasikan beberapa wewenang. Setiap mereka diberi simbol kerajaan berupa barang pusaka yang didapat Manghuntal dari Kerajaan Hatorusan (Raja Uti VII).

    BalasHapus
  8. Di samping itu, di juga melakukan distribusi kerja yang jelas kepada para pembantunya; di antaranya lembaga Pande Na Bolon yang bertugas sebagai penasehat dan juga sebagai fasilitator antar daerah di dalam kerajaan. Jabatan bendahara kerajaan diberikan kepada marga Sihite. Untuk mengikat semua daerah kekuasaan dalam satu kesatuan yang utuh, dia melakukan berbagai pendekatan antara lain secara spiritual dengan membawa air dan tanah dari Bakkara.

    Target pertamanya adalah dengan merangkul Humbang. Humbang merupakan daerah paling Barat kerajaan yang berpopulasi keturunan raja Sumba, sama dengan Manghuntal. Mereka itu berasal dari marga Sihombing dan Simamora. Di sana dia mengangkat dua perwakilannya; dalam institusi Raja Parbaringin, yaitu dari marga Simamora dan Hutasoit (Putra sulung Sihombing).

    Dari Humbang dia pergi ke Silindung. Dia mengangkat raja na opat untuk daerah ini. Perbedaan institusi perwakilannya tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangn geografis dan politik saat itu. Hal yang sama dia melakukannya untuk daerah-daerah yang lain. Satu instusi lainnya adalah panglima wilayah. Sebuah daerah yang damai atau homogen akan berbeda dengan huta yang plural. Begitu juga daerah yang berbatasan langsung dengan luar kerajaan dengan yang berada di pusat kerajaan mendapat perwakilan yang berbeda.

    Insting kepemimpinan yang dia warisi selama masih dididik di istama Raja-raja Uti membuatnya memahami betul langkah-langkh politik yang sesuai dengan karakter sebuah huta. Sikap ini dengan cepat dapat menyatukan masyarakat Batak yang berbeda-beda marga dan kepentingan hutanya. Egoisme, primordialisme huta dan fanatisme marga serta kebiasaan bertengkar orang-orang Batak ditundukkan dengan harmoni dan kebersamaan.

    Datu Mahuring yang mestinya akan jadi putra mahkota setelah Raja Napasang, seperti umumnya dinasti-dinasti yg umum terjadi di Nusantara, merasa sakit hati dan tidak bisa menerima peristiwa yang terjadi, di mana Raja Manghuntal sebagai panglima dinasti Hatorusan dan atas restu dinasti Hatorusan, mengambil alih kembali tahta kerajaan Simanullang di Bakkara dari Raja Napasang dan Raja Manghuntal mulai mendirikan kerajaan baru sebagai awal terbentuknya dinasti Sisingamangaraja.

    Kekecewaan tersebut menguatkan tekad Datu Mahuring, sbg putra mahkota dari Raja Napasang, untuk membangun kerajaan baru (harajaon na baru) agar bisa kembali menjadi raja (raja huta) yaitu dengan cara pindah ke daerah lain yang bernama huta Matiti.

    Sejarah huta Matiti, Simanullang Toba.
    Menyusul.....

    BalasHapus
  9. Horas hami sian pomparan op.lisber

    BalasHapus
  10. Horas,, ralat jo,, raja naualu memang anak pa pitu hon do?

    BalasHapus
  11. Horas au pomparan no si allang begu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apala ise ma nuaeng hamu? Ditanda hamu do si saroha manullang (pak olivia)? Tong do pomparan ni oppui siallang begu nasida.

      Hapus
  12. najelas 2 hali oppui mangalap boru ,Br Pasaribu ma ,parjolo,pa 2 hon Mai br Nainggolan..logis ma Hita marpikkir..Sian oppung br aha do nagabe siakkangan???

    BalasHapus
  13. Klo simanullang Lumban nautkut raja raja napapingahon mai salam dari batam

    BalasHapus
  14. Saya baca artikel bapa ini sangat pas. Gak banyak revisi atau mengubah sesuatu dengan sesuai pemikiran yaa.. inilah aslinya dan gak di ubah ubah .. kami Manulang tuan delimang dari Pulo Godang selalu memberikan selalu arahan yang harus benar-benar di tegakkan bukan hanya mau kepentingan ya sendiri sesuai dengan cerita masa penjajahan Belanda. Cerita detai pun ada karena harus sesuai dengan yg tertulis dari nama yang disebutkan.
    1.tuan delimang
    2.pamuharaja.
    3.datu napasang
    Ini lah yang tetap di pertahankan.. bukan merubah sejarah itu sesuai apa yg di pikir kan ya dan gak ada yang tau hnya merasa itu semua sampai detik ini belum clear. Ada yang bilangkan Karna kesurupan smentra dia tau darimna dan dibuat versi sendirie. Jgn terlalu sejarah kalau belum tau titik tertentu dan menjelajahi ya dan mencari tau dengan apa yg dia tau dari omongan itu saja.
    Mauliate hami Sian Manullang tuan delimang

    BalasHapus